Minggu, 01 Mei 2011

NASIP ANAK RANTAU

Aku yang dulu bebas, aku yang dulu selalu puas…..
Kini aku jauh di perantauan, jauh dari perhatian…
Perhatian yang dulu selalu aku rasakan…
Dulu aku banyak saudara…kini hanya sebatang kara…
Meratapi nasibku yang tak menentu,mau jadi apa diriku?

Aku yang dulu yang sombong..
Karna ada teman yang di banggakan..
Sekarang sendiri, mereka pergi entah kemana..
Bahkan tak ada lagi tempat tuk bersandar..

Aku yang dulu selalu disayang…
Dibelai-belai dengan kelembutan…
Kini hanya rindu membayang,dan yang kurasakan hanya kehilangan…

Dulu kukira seisi dunia dapat kuraih..
Dan dapat ku genggam dalam satu genggaman...
Dan kukira hidup itu mudah…hidup hanya dengan upah..
Tapi kenyataannya diluar dugaan….
Hidup ternyata seperti di tahanan…penuh penderitaan….
Bahkan kadang hanya kebohongan dan kepura-puraan

Aku yang dulu selalu pulang, pulang ke rumah tersayang…
Kini aku hanya bisa membayang…rumah dan segenap orang…
Dulu aku yang selalu bosan,dengan saudara dan keluarga
Kini mereka tak hilang dari asa
Hanya rindu yang membeban di jiwa

Apalah dikata..matahari telah mengudara
Umurkupun telah beranjak dewasa
Mau tak mau harus berubah..
Semua itu harus kulaluii dengan ceria…
Walau pedih batin ini,walau perih hati ini
Tetap aku bertekad bulat,tuk jalankan amanat.

Selasa, 26 April 2011

Pati Bumi Mina Tani

Pati, tepatnya Kabupaten Pati, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Pati. Kabupaten ini berbatasan berbatasan dengan Laut Jawa di utara,Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat.

Kabupaten ini terletak kira-kira 75 km dari Semarang, dan bisa ditempuh dengan mobil kira-kira 1,5 -2 jam. Kalau dari Jogjakarta ke Pati, kurang lebih memakan waktu 5 jam, itu belum termasuk macet karena padatnya arus lalu lintas yang didominasi truk-truk besar. Kabupaten Pati merupakan jalur transit yang dilalui oleh banyak alat transportasi darat. Sayangnya jalan yang dilalui terlalu sempit untuk dua jalur sehingga sering terjadi antrian kendaraan yang panjang(tapi sekarang dah tahap perbaikan kok). Dari Jogjakarta bisa melalui Semarang – Demak – Kudus – Pati.

Ada dua pabrik kacang yang terkenal di Indonesia, yaitu Dua Kelinci dan Garudafood, yang bisa kita temui begitu kita masuk ke jalan utama menuju pusat kota. Kesan yang muncul begitu masuk kota adalah kesan sepi. Maklumlah, selain sebagai kota transit, kabupaten Pati juga dikenal sebagai kota pensiunan. Sebagian besar penduduk yang bermukim di sana adalah orang tua yang sudah pensiun atau pun juga para purnawirawan. Anak-anak muda di sana kebanyakan merantau ke kota lain, itu yang membuat kabupaten Pati menjadi kelihatan sepi, begitu kata seorang teman yang asli Pati.

Kalau malam minggu, di Alun-alun atau disebut juga Simpang Lima yang terletak di pusat kota Pati dijejali oleh para pedagang asongan yang menjual macam-macam barang, dari kaos, topi, jaket, kaos tangan, sampai sisir. Cukup ramai memang. Bisa dibayangkan seperti Simpang Lima di Semarang setiap hari Minggu pagi yang juga dijejali aneka macam barang jualan.

Beberapa tahun lalu kawasan itu sering dipakai anak muda untuk trek-trekkan alias balapan liar sepeda motor. Kawasan itu juga terdapat bangunan kuno khas Cina /Tionghoa, seperti Pecinan di Semarang.

Ada satu makanan khas Pati yang sangat terkenal, namanya Nasi gandul. nasi ini disajikan,dan diletakkan dalam piring yang dialasi selembar daun pisang, kemudian disiram kuah dengan daging sapi (empal)kikil, selain itu ada banyak lauk yang bisa ditambahkan sendiri kalau berminat seperti ayam goreng atau tempe goreng misalnya. Wah..enak sekali kelihatannya..

Pati juga punya slogan yang berbunyi “PATI BUMI MINA TANI”. Maksud slogan itu diharapkan Pati akan menjadi pusat atau sentra perikanan dan pertanian.

Selain melalui jalur Semarang – Demak – Kudus – Pati yang rawan macet karena sempitnya jalan. Jalur ke Pati atau keluar dari Pati ke arah Jogjakarta juga bisa ditempuh melalui jalur Pati – Grobogan – Purwodadi – Solo – Jogjakarta. Jalur ini bisa ditempuh relatif cepat, kurang lebih 3 – 4 jam. Sepanjang perjalanan hampir tak ada hambatan yang berarti seperti kemacetan misalnya. Bagi yang suka pemandangan sawah, hutan, dan bukit kapur, sangat disarankan untuk mengambil jalur ini. Pemandangan itu terhampar di depan mata sepanjang perjalanan, tidak membosankan. Akan tetapi sangat tidak disarankan untuk lewat jalur ini pada malam hari, mengingat harus melalui hutan yang sepi, dan jarang rumah penduduk.

Anda tertarik? Silakan berkunjung ke sana…ke kota pati ku yang tercinta